Sabtu, 25 April 2015

Artikel Mikrobiologi



ANCAMAN BAKTERI DI PESAWAT TERBANG
By:
Nabila Al Adawiyah


Mikroorganisme merupakan jasad hidup yang mempunyai ukuran sangat kecil (Kusnadi, dkk, 2003). Bakteri adalah mikroba bersel tunggal yang memiliki dinding sel, berkembang biak dengan membelah diri dan mempunyai empat bentuk utama yaitu kokus (bulat), basil (seperi batang), koma dan spiral. Nah kali ini penulis akan membahas sedikit artikel mengenai bakteri yang ada di pesawat terbang. Ya pesawat terbang adalah transportasi umum yang biasa orang-orang gunakan untuk berpergian ke luar kota maupun ke luar Negara. Sekarang ini, menggunakan pesawat akan membuat waktu tempuh perjalanan menjadi sangat singkat, sehingga hal ini membuat pesawat menjadi modal transportasi yang semakin favorit.
  
Tahu kah Anda, Setiap kali kita duduk nyaman di pesawat untuk menikmati penerbangan, sebenarnya kita juga dikelilingi oleh berbagai "teman" tak terlihat berupa kuman dan bakteri. Kuman tersebut bisa berasal dari penumpang di sekitar Anda atau penumpang dari penerbangan sebelumnya. faktanya rata-rata manusia kehilangan 30.000 - 40.000 sel kulit setiap jamnya, dan kulit kita dipenuhi oleh bakteri meski sebagian besarnya tidak berbahaya.
Nah, bagi Anda yang sering bepergian dengan pesawat terbang tampaknya perlu menyimak temuan terbaru peneliti dari Auburn University, Amerika Serikat. Tim peneliti Biologi universitas itu menemukan bakteri yang mampu bertahan cukup lama di pesawat.
Bakteri tersebut adalah methicillin-resistant Staphylococcus aureus (MRSA) yang ditemukan pada kantung belakang kursi penumpang dan Escherichia coli 0157:H7 pada lengan kursi. Yang perlu diperhatikan penumpang, bakteri itu disinyalir dapat bertahan selama hampir seminggu di tempatnya.

 

Temuan peneliti itu disampaikan usai tim melakukan studi selama dua tahun. Mahasiswa Pasca sarjana Departemen Ilmu Biologi Auburn University, Kiril Vaglenov mengatakan studinya ini didanai oleh Pusat Riset Lingkungan Kabin Badan Penerbangan Federal Amerika Serikat. Vaglenov bersama timnya diminta untuk menentukan berapa lama bakteri E coli O157:H7 dan MRSA dapat bertahan hidup di bagian pesawat (Daily Mail, Rabu 21 Mei 2014).
Tim Vaglenov pun difasilitasi bahan lengan kursi penumpang, meja baki plastik, kain kursi, bagian jendela dan tombol logam di toilet. Bagian-bagian itu disisir peneliti untuk melihat sejauh mana bakteri bisa bertahan.
Hasilnya, bakteri MRSA dapat bertahan pada kantung kursi dalam 168 jam alias seminggu, sedangkan bakteri E coli O157:H7 bisa hidup selama 96 jam pada lengan kursi.  "Data kami menunjukkan kedua bakteri itu dapat bertahan selama berhari-hari pada permukaan tersebut, khususnya pada bahan berpori seperti lengan kursi dan kantong kursi," jelas Vaglenov.
Untuk itu, Profesor Jim Barbaree, direktur studi sekaligus mentor Vaglenov mengharapkan maskapai agar memprioritaskan lingkungan yang sehat bagi penumpang, misalnya dengan menyediakan sanitasi yang memadai. Tempat yang tertutup tanpa adanya sirkulasi udara menjadi penyebab tingginya resiko penyebaran penyakit di pesawat. Walaupun pesawat dilengkapi dengan filter udara yang bermanfaat untuk menangkap / membersihkan partikel bakteri dan virus pembawa, tetapi yang menjadi masalah adalah saat mesin pesawat sedang dimatikan, maka secara otomatis alat penyaring udara juga akan berhenti bekerja.  Disaat seperti itu kuman dan bakteri akan bisa leluasa berkembang biak.
Pada sebuah studi penelitian yg berbeda  pada tahun 1979, disana menyimpulkan bahwa ketika pesawat berhenti selama tiga jam, dengan mesin dan air conditioner(AC) yang juga mati, 72 persen dari 54 orang di dalam pesawat jatuh sakit dua hari sesudahnya. Untuk alasan itu, pada 2003 Federal Aviation Administration mengeluarkan peraturan kepada maskapai penerbangan agar segera mengevakuasi penumpang jika selama 30 menit pesawat dalam keadaan tanpa sirkulasi udara. Ancaman resiko penyakit yang paling besar adalah datang dari hidung, mulut, dan tangan penumpang yang duduk bersebelahan. Pada sebuah penelitian menyebutkan bahwa infeksi bisa menyebar dari dua kursi di samping, di depan, dan belakang. Penelitian juga menunjukan bahwa penyakit dapat menyebar dengan mudah di kabin pesawat. Pada sebuah penerbangan jarak jauh.
"Inti penelitian ini bukan untuk peringatan saja tapi agar perusahaan penerbangan menjaga lingkungan pesawat," jelas Barbaree.
Tim peneliti mengaku tengah menyelidiki bagaimana patogen itu dapat bertahan hidup lama di lingkungan pesawat. Ke depan, peneliti akan mendalami prosedur disinfektan yang efektif dan menguji permukaan bagian lain di pesawat. Sebagaimana diketahui bakteri E coli O157:H7 merupakan jenis E coli yang patogen terhadap manusia dan banyak menyebarkan penyakit dengan gejala diare berdarah, kram perut, gagal ginjal, feses mengeluarkan darah, bahkan hingga berujung pada kematian. Sedangkan bakteri MRSA bisa menyerang saat seseorang sakit sehingga kekebalan tubuh menurun. Bakteri ini menemukan jalan masuk ke tubuh melalui luka dan kontak kulit. Dalam keadaan akut, berpotensi menyebabkan infeksi pada tulang, sendi, luka bedah, aliran darah, jantung dan paru-paru. Untuk itu, penelitian juga bakal menguji bahan yang memiliki sifat antimikroba guna menentukan sejauh mana kontribusi mengurangi risiko kesehatan pada penumpang.
suatu perusahaan kini telah menemukan cara dalam membersihkan bakteri-bakteri yang menempel di pesawat, yakni dengan membuat robot yang menggunakan sinar ultraviolet. Nah dalam membasmi bakteri E. Coli yang menempel di seluruh kabin. Arthur dan Mo Kreitenberg, sang pembuat robot menamakannya sebagai Germfalcon.
Dari artikel yang penulis baca Germfalcon itu berukuran seperti keranjang minuman, memiliki sensor gerak yang berfungsi untuk menavigasi diri ketika 'berpatroli' serta sayap yang mengandung lampu UV-C, yang biasanya digunakan untuk desinfeksi di tempat-tempat seperti rumah sakit dan pabrik pengolahan air. Selain sebagai sanitasi, Germfalcon juga dilengkapi dengan filter untuk membersihkan udara serta menyedot partikel debu. Atau seperti vacuum cleaner. Robot ini bekerja ketika pesawat tengah diparkir dan dalam keadaan kosong. (REPUBLIKA.CO.ID, LOS ANGELES, 2014)
"Menggunakan sinar UV-C, kami telah membuktikan 99,99 persen kuman mati dalam 10 menit tanpa kerusakan atau reaksi dari bahan kabin. Germfalcon diprogram untuk mencapai benda-benda yang paling sering disentuh penumpang serta membunuh semua bakteri itu dengan lampu sanitasi robot," ujar Mo,  (Dailymail Rabu (15/4)).
Sebelumnya sebuah studi dari Universitas Auburn di Alabama menyatakan, bakteri tersebut dapat bertahan selama seminggu dalam kabin pesawat, terurama pada permukaan seperti kantong kursi, meja nampan, jendela, dan sandaran lengan. Namun, kabin yang dibersihkan Germfalcon ini mampu bertahan hingga seminggu.
Mo juga mengatakan, 3,5 juta orang yang diharapkan terbang tahun ini berisiko jatuh sakit karena kurangnya kebersihan pesawat. "Tidak ada peraturan atau standar kebersihan untuk kabin penumpang pesawat. Karena itu, mereka rentan terkena pilek, flu, atau infeksi yang lebih serius," tambahnya.
Cara pencegahan tertular dari kuman atau bakteri di pesawat yaitu dengan cara memakai masker, meskipun terkadang mengguanakan masker tidak menyenangkan, dan mencuci tangan sesudah dari toilet di pesawat lalu gunakan handuk kertas untuk mengeringkannya. Kemudian oleskan cairan pensteril tangan sebagai tindakan pencegahan ekstra.
Dr Nikhil Bhayani , seorang spesialis penyakit menular pada staf medis Texas Health Arlington Memorial, AS, berpendapat perilaku yang baik di pesawat juga bisa mencegah kuman menyebar dengan cepat. Dia mencontohkan, seorang wanita yang ditemuinya. Wanita itu kebetulan sedang sakit. Dia terus menerus menggunakan tas-nya sebagai tempat untuk membuang tisu yang bekas dipakainya.
Bagaimanapun penularan bakteri atau kuman di tempat umum itu kembali terhadap bagaimana kita menjaga kebersihan diri kita sendiri dan lingkungan kita, bagaimana kita mencegahnya. Sebagaimana juga pepatah sering mengatakan “sedia payung sebelum hujan” yang memiliki makna : lebih baik mencegah daripada mengobati.






Daftar Pustaka :
Kusnadi, dkk. 2003. MIKROBIOLOGI, COMMON TEXT BOOK (EDISI REVISI),                            JICA. Bandung : FMIPA Universitas Pendidikan Indonesia.
Winda Destiana Putri. http://m.republika.co.id/berita/senggang/unik/15/04/15/nmtosf-wah-ada-robot-pembasmi-kuman-di-pesawat. 2015 Diakses pada tanggal 23 April 2015 pukul 20.00 WIB
http://www.dw.de/ancaman-bakteri-maut-di-pesawat/a-17650344..2014. Diakses pada tanggal 23 April 2015 pukul 20.30 WIB
Siti Sarifah Alia, Amal Nur Ngazis. 2014.  Viva news.com http://www.mkp.umm.ac.id/arsip/id-berita_ilmiah_umm_292.pdf Diakses pada tanggal 23 April 2015 pukul 21.00 WIB
http://www.pppl.depkes.go.id/_asset/_regulasi/SK_SOP_Desinfeksi_Pesawat.pdf Diakses pada tanggal 23 April 2015 pukul 21.16 WIB

30 komentar:

  1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  2. Sedikit tambahan, Multi Drug Resistance atau MDR adalah suatu istilah bagi suatu bakteri yang resisten terhadap lebih dari 3 antibiotik. Untuk bakteri Staphylococcus aureus yang multidrugs resistance dikenal sebagai MRSA (Metisilin Resisten S. aureus) umumnya bakteri ini resisten terhadap antibiotik golongan betalaktam, kemudian dikenal juga Extended Betalactamase (ESBL) umumnya adalah bakteri Gram negatif. MRSA terbentuk karena adanya subsitusi pada gen yang mengkode PBP2 berubah menjadi PBP2a sehingga reseptor sisi aktif bagi antibiotik batalaktam tersebut tidak dikenali lagi. Berdasarkan beberapa penelitian perubahan sisi aktif Serin menjadi asam amino lain dapat terjadi pada beberapa titik misalnya pada posisi 106, Serin berubah menjadi Glysin, Serin 70 berubah menjadi Alanin dan Serin 42 berubah menjadi Aspargin. Perubahan ini menyebabkan efek antibiotik menjadi tidak berefek. Umumnya gen ini di kode di plasmid hingga mudah di transferkan dari satu bakteri ke bakteri lain. Pada saat terjadi peningkatan penyebaran resistensi ini baik di rumah sakit maupun lingkungan, plasmid yang mengkode dikenal sebagai TEM ataupun SHV.5

    Mengenai artikel diatas, ada hal yang ingin saya tanyakan kepada penulis, yaitu bagaimana cara bakteri tersebut mendapatkan nutrisi yang mereka butuhkan untuk berkembang (khususnya dibagian kursi)?

    Landasan saya dalam memberikan tambahan tersebut bersumber dari http://pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2013/06/multidrugs_resistance2.pdf

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih saudara Abdan atas memberikan tambahan terhadap artikel ini, dan saya akan mencoba menjawab pertanyaan dari anda.

      Untuk dapat hidup, bakteri memang memerlukan nutrisi yang tepat.
      Selain menyediakan nutrien yang sesuai untuk kultivasi bakteri, juga perlu disediakan kondisi fisik dan lingkungan yang memungkinkan pertumbuhan optimum. Bakteri tidak hanya amat bervariasi dalam persyaratan nutrisinya, tetapi juga menunjukkan respon yang berbeda-beda terhadap kondisi fisik di dalam lingkungannya. Untuk berhasilnya kultivasi berbagai tipe bakteri, dibutuhkan suatu kombinasi nutrien serta lingkungan fisik yang sesuai.

      Nah untuk perkembangannya pada kursi pesawat bisa dimungkinkan karena beberapa hal yaitu:

      1. Suhu/Atmosfer Gas
      Karena suhu/atmosfer di pesawat bisa saja berubah-ubah seperti pada keadaan mati atau mengisi bahan bakar seperti yang terpapar di artikel saya tersebut.
      “yang menjadi masalah adalah saat mesin pesawat sedang dimatikan, maka secara otomatis alat penyaring udara juga akan berhenti bekerja. Disaat seperti itu kuman dan bakteri akan bisa leluasa berkembang biak.
      Pada sebuah studi penelitian yg berbeda pada tahun 1979, disana menyimpulkan bahwa ketika pesawat berhenti selama tiga jam, dengan mesin dan air conditioner(AC) yang juga mati, 72 persen dari 54 orang di dalam pesawat jatuh sakit dua hari sesudahnya. Untuk alasan itu, pada 2003 Federal Aviation Administration mengeluarkan peraturan kepada maskapai penerbangan agar segera mengevakuasi penumpang jika selama 30 menit pesawat dalam keadaan tanpa sirkulasi udara”.
      • Atmosfer gas
      Gas-gas utama yang mempengaruhi pertumbuhan bakteri adalah oksigen dan karbon dioksida. Bakteri memperlihatkan keragaman yang luas dalam hal respon terhadap oksigen bebas dan atas dasar ini maka mudah sekali untuk membagi mereka menjadi lima kelompok, yaitu aerobik (organisme yang membutuhkan oksigen), anaerobik fakultatif (tumbuh pada keadaan aerobic dan anaerobik), dan mikroaerofilik (tumbuh baik bila ada sedikit oksigen atmosfirik), aerob aerotoleran(tid ak mati dengan adanya oksigen), aerob obligat (tumbuh subur apabila ada oksigen dalam jumlah besar)
      • Kelembaban
      Untuk menjawab pertanyaan saudara abdan saya membaca dan bersumber terhadap ini:http://wismanpermana2.blog.com/perkembangan-dan-pertumbuhan-microorganisme/
      Sekiranya mohon maaf apabila jawabannya kurang memuaskan, dan dipersilahkan jika ada yang ingin ditambahkan lagi. Terimakasih

      Hapus
  3. berdasarakan artikel di atas , salah satu bakteri yang terdapat di pesawat adalah methicillin-resistant Staphylococcus aureus (MRSA). Apakah dampak yang disebabkan oleh bakteri tersebut?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih atas pertanyaannya saudari Nining. Tetapi untuk dampak dari bakter MRSA tersebut sudah saya paparkan di artikel ini yaitu "bakteri
      MRSA bisa menyerang saat seseorang sakit
      sehingga kekebalan tubuh menurun. Bakteri
      ini menemukan jalan masuk ke tubuh melalui
      luka dan kontak kulit. Dalam keadaan akut,
      berpotensi menyebabkan infeksi pada tulang,
      sendi, luka bedah, aliran darah, jantung dan
      paru-paru." mungkin dimohon untuk membaca lebih teliti lagi untuk artikel ini sebelumnya. Terimakasih saudari nining :)

      Hapus
  4. terkait artikel diatas, bahwa fakta rata-rata manusia kehilangan 30.000 - 40.000 sel kulit setiap jamnya, dan kulit manusia tersebut dipenuhi oleh bakteri. salah satu faktor pertumbuhannya yaitu sebagian besar tempat pada pesawat tertutup tanpa adanya sirkulasi udara dan ketika alat penyaring udara berhenti bekerja, menjadi penyebab tingginya resiko penyebaran penyakit di pesawat, karena kondisi seperti itu kuman dan bakteri akan bisa leluasa berkembang biak.
    selain faktor pertumbuhan di atas, apa saja faktor lain yang menyebabkan bakteri cepat tumbuh dan berkembangbiak dalam pesawat tersebut? terima kasih

    BalasHapus
  5. Berdasarkan artikel diatas, dari sekian banyak Mikroba yang ada di dalam pesawat salah satunya Bakteri tersebut adalah methicillin-resistant Staphylococcus aureus (MRSA) yang ditemukan pada kantung belakang kursi penumpang dan Escherichia coli 0157:H7 pada lengan kursi.Menimbulkan pertanyaan saya, Didalam Pesawat terdapat banyak AC dari setiap bangku penumpang. Nah,Apakah AC tersebut juga salah satu tempat berkembangbiaknya bakteri dalam pesawat?Jika iya. coba Jelaskan Mikroba apa yang ikut berperan?Terimah kasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. Menanggapi sedikit pertanyaan Bu Martha,, sepertinya justru AC merupakan alat sterelisasi, atau pengontrol mikrobanya.

      Hapus
    2. Pada pemaparan artikel di atas, sudah jelas dikatakan bahwa "Walaupun pesawat dilengkapi dengan filter udara yang bermanfaat untuk menangkap / membersihkan partikel bakteri dan virus pembawa, tetapi yang menjadi masalah adalah saat mesin pesawat sedang dimatikan, maka secara otomatis alat penyaring udara juga akan berhenti bekerja. Disaat seperti itu kuman dan bakteri akan bisa leluasa berkembang biak. Pada sebuah studi penelitian yg berbeda pada tahun 1979, disana menyimpulkan bahwa ketika pesawat berhenti selama tiga jam, dengan mesin dan air conditioner(AC) yang juga mati, 72 persen dari 54 orang di dalam pesawat jatuh sakit dua hari sesudahnya. Untuk alasan itu, pada 2003 Federal Aviation Administration mengeluarkan peraturan kepada maskapai penerbangan agar segera mengevakuasi penumpang jika selama 30 menit pesawat dalam keadaan tanpa sirkulasi udara". Terima kasih.

      Hapus
    3. Terimakasihhh Endah dan Nadia yg sudah bersedia membantu menjawab pertanyaan dari saudara Martha :)

      Hapus
  6. Good article Sist..

    Apakah jenis-jenis bakteri di pesawat, juga umum ditemukan di kendaraan lainnya, misalnya, Bus, Kereta, Kapal, dll..?. trimakasih Kaka Nabil ;)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih kaka endah atas pujiannya :)

      Di dalam pesawat bakteri banyak jenisnya, dan di artikel ini lebih menyorot mengenai MRSA, dan untuk di kendaraan lain mungkin kita dapat menemukan bakteri yg sama dengan bakteri yang ada di pesawat ya walaupun pasti ada jenis bakteri lain di kendaraan tersebut. Mohon maaf jika jawaban saya kurang memuaskan ya kaka endah :) terimakasih

      Hapus
  7. Terkait pemaparan artikel tersebut, terdapat kutipan "Cara pencegahan tertular dari kuman atau bakteri di pesawat yaitu dengan cara memakai masker dan mencuci tangan sesudah dari toilet di pesawat lalu gunakan handuk kertas untuk mengeringkannya. Kemudian oleskan cairan pensteril tangan sebagai tindakan pencegahan ekstra."
    lalu adakah antibiotik / vitamin yang dapat dikonsumsi untuk pencegahan tertular dari kuman atau bakteri di pesawat ?
    terimakasih :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. MRSA (Methicillin-Resistant Staphylococcus Aureus) adalah salah satu tipe bakteri Staphylococcus yang ditemukan pada kulit dan hidung yang kebal terhadap antibiotik.

      Tetapi dari sumber yang saya baca yaitu http://milissehat.web.id/?p=2353 antibiotik tertentu dapat dipakai untuk membunuh MRSA, misalnya vancomycin. Akan tetapi MRSA dapat resisten terhadap vancomycin sehingga pilihan antibiotik untuk bakteri MRSA ini terbatas. Seperti itu Jawaban saya saudari ratih, bagaimana? jika ada yg ingin menambahkan dipersilahkan :) terimakasih.

      Hapus
  8. Mengenai artikel di atas, bahwa dalam pesawat saja mikroba itu sangat banyak terutama pada kursi penumpangnya, lalu bagaimanakah dengan air dan makanan yang disediakan di pesawat? apakah terjamin hygienis? Terimakasih.

    BalasHapus
  9. Super sekali...... Terimakasih atas informasinya Nab..
    Di dalam artikel anda, anda membahas beberapa bakteri yang dapat bertahan lama. Dan yang menjadi pertanyaan saya adalah bakteri mana yang paling berbahaya? Mengapa?
    Terimakasih..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sepertinya bakteri MRSA saudari Yolanda, seperti yang sudah ada di artikel ini dampaknya bisa saudari baca sendiri yaa hehe Terimakasih :)

      Hapus
  10. Apakah bakteri yang terdapat pada kantung kursi, lengan kursi, dan dibagian lain pada pesawat tidak mati ketika dilakukan pembersihan oleh maskapai pesawat terbang ?

    BalasHapus
  11. dalam artikel di paparkan bahwa Germfalcon mampu mebunuh kuman dalam 10 menit, nah setiap berapa sekali kah Germfalcon. di gunakan? apakah sebelum pesawat di pakai atau bagaimana? di indonesia, Germfalcon sudah digunakan apa belum?

    BalasHapus
  12. dari artikel anda menarik tetapi karena saya belum pernah naik pesawat jadi saya aman ya hehe
    nah yang saya ingin tanyakan apakah bakteri tersebut juga terdapat di dalam ruang pilot pesawat ? karena ruangan pilot lebih kecil apakah bakteri tersebut lebih berbahaya di ruang pilot dibandingkan di kabin pesawat

    BalasHapus
  13. menanggapi artikel diatas, yang ingin saya tanyakan adalah apakah bakteri trsebut merupakan penumpukan dari para penumpang pesawat atau dari material-material yang digunakan di dalam pesawat?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, sepertinya bisa juga merupakan karena banyaknya penumpang dan penumpang tersebut kan bisa saja dari berbagai belahan bumi yang lain, yang bisa saja membawa berbagai macam bakteri :)

      Hapus
  14. menanggapi artikel diatas, yag ingin saya tanyakan cara pengontrol mikroba pada kursi pesawat itu seperti apa????

    BalasHapus
    Balasan
    1. Disini saya akan mencoba menjawab pertanyaan dari saudara Edo.
      Sebenarnya jawaban dari pertanyaan Anda sudah ada jabannya mulai dari paragraf ke-12. Yaitu, suatu perusahaan kini telah menemukan cara dalam membersihkan bakteri-bakteri yang menempel di pesawat, yakni dengan membuat robot yang menggunakan sinar ultraviolet. Nah dalam membasmi bakteri E. Coli yang menempel di seluruh kabin. Arthur dan Mo Kreitenberg, sang pembuat robot menamakannya sebagai Germfalcon.
      Dari artikel yang penulis baca Germfalcon itu berukuran seperti keranjang minuman, memiliki sensor gerak yang berfungsi untuk menavigasi diri ketika 'berpatroli' serta sayap yang mengandung lampu UV-C, yang biasanya digunakan untuk desinfeksi di tempat-tempat seperti rumah sakit dan pabrik pengolahan air. Selain sebagai sanitasi, Germfalcon juga dilengkapi dengan filter untuk membersihkan udara serta menyedot partikel debu. Atau seperti vacuum cleaner. Robot ini bekerja ketika pesawat tengah diparkir dan dalam keadaan kosong. (REPUBLIKA.CO.ID, LOS ANGELES, 2014)
      "Menggunakan sinar UV-C, kami telah membuktikan 99,99 persen kuman mati dalam 10 menit tanpa kerusakan atau reaksi dari bahan kabin. Germfalcon diprogram untuk mencapai benda-benda yang paling sering disentuh penumpang serta membunuh semua bakteri itu dengan lampu sanitasi robot," ujar Mo, (Dailymail Rabu (15/4)).

      Diartikel disebutkan dengan kata "seluruh kabin" yang berarti juga termasuk kursi pesawat. Terimakasih, semoga membantu.

      Hapus
    2. Terimakasih saudara Syahrul telah membantu jawab pertanyaan dari saudara Edo, Sangat membantu hehe

      Hapus
  15. Informasi pada artikel ini sudah sangat membantu dan sudah bagus, namun saya ingin menambahkan sedikit informasi yang dilansir dari http://www.vemale.com/kesehatan/62943-tips-menjaga-kebersihan-dari-bakteri-dan-virus-di-pesawat-terbang.html mengenai tips menjaga kebersihan dari bakteri dan virus di pesawat terbang, antara lain :

    Bawa dan gunakan hand sanitizer

    Saat dalam perjalanan, hand sanitizer dapat menjadi perisai Anda dari berbagai bakteri. Gunakan sebelum Anda makan atau setelah dari toilet. Selain itu, setelah memegang sesuatu seperti penutup jendela atau tray pada pesawat sebaiknya Anda juga menggunakan hand sanitizer.

    Minimalisir kontak

    Selain kontak pada benda yang kotor di sekitar Anda, yang Anda harus batasi adalah menyentuh bagian tubuh Anda yang rentan seperti menyentuh mata, mulut, atau hidung. Jika Anda tak bisa menghindarinya, gunakan hand sanitizer untuk membuat tangan Anda selalu bersih.

    Usap tray Anda

    Tray yang menempel pada kursi pesawat telah digunakan banyak orang lain untuk makan, minum, meletakkan tisu, dan berbagai keperluan lainnya. Sebelum menggunakannya, usaplah dengan tisu basah anti bakteri atau tisu dengan hand sanitizer.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Waaaah terimakasih banyak atas tambahannya saudari Dita, sangat membantu sekali infonya :)

      Hapus
  16. Assalamualaikum
    Waaah bagus sekali artikelnyaa.
    Saya ingin bertanyaaa bagaimana mekanisme probiotik dgn unggas yg mempercepat pertumbuhan unggas tersebut ?

    BalasHapus
  17. TITACO ROYAL AT TITACO BAR & SAUCE, ONLINE
    TITACO ROYAL AT TITACO nipple piercing jewelry titanium BAR & SAUCE, ONLINE. apple watch aluminum vs titanium $3.79/each ($3.99) order now at titanium engagement rings TITACO BAR & SAUCE. mens black titanium wedding bands The perfect blend titanium band rings of pineapple juice, habanero, spices and fiery

    BalasHapus